Rabu, 24 April, 2024

Relawan HDMY Tanggapi Dingin Komentar Dodi dan Sarankan Fokus Urus Muba

MONITOR, Palembang – Pernyataan santai tapi penuh pesan sinis dan beraroma marah dilontarkan Dodi Reza Alex atas kritik Herman Deru kepadanya ditanggapi dingin oleh Relawan HDMY. 

“Kalau jadi pejabat publik itu jangan tipis telinga, harus terbuka dengan kritik. Masa dikritik begitu saja marah. Seperti santai tapi marah,” ujar Budi, aktivis Relawan Sumsel Bersatu saat diminta tanggapannya atas berita yang disebar beberapa media online kemarin (17/2).

Dalam pernyataannya di beberapa media, Dodi Reza mempertanyakan kenapa Herman Deru usil dengan prestasi dirinya. Dikatakannya, dari 14 penghargaan yang dia peroleh, semua berkait dengan kemajuan yang dicapai Muba di bawah kepemimpinannya. Dodi yang dilantik sebagai Bupati Musi Banyuasin periode 2017-2022 pada Senin, 22 Mei 2017, sembilan bulan lalu mengklaim telah memiliki segudang prestasi. Berbagai publikasi mengenai penghargaan yang diraihnya digenjot sedemikian rupa padahal menjabat baru seumur singkong. 

Dodi bahkan menasihati Herman Deru untuk tidak menyerang hasil kerjanya. Lebih keras Dodi mengejek Herman Deru sebagai orang yang, karena kita tidak punya pekerjaan, lantas coba-coba peruntungan lagi dengan mencalonkan diri untuk menjadi seorang gubernur.

- Advertisement -

Budi balik bertanya, mana keberhasilan di Muba itu? IPM ada dibawah rata-rata provinsi dan nasional, itu nyata. Lalu kemiskinan ada diatas rata-rata provinsi dan nasional, artinya Muba lebih miskin dari Sumsel dan lebih miskin dari Indonesia, itu data yang bicara. Ini baru sembilan bulan menjabat digambarkan seolah sudah seperti maju melesat dahsyat bertabur penghargaan. Menurutnya, pilkada adalah ajang adu konsep, debat progam. Bagi yang sedang menjabat, sudah wajar kalau kepemimpinan dan programnya dikritik. “Di seluruh dunia juga begitu, para calon yang sedang menjabat akan dikritik. Itu namanya dialektika politik. Ya dijawab saja, tidak perlu marah, apalagi sampai bilang mencoba peruntungan. Jangan-jangan malah sebaliknya. Coba kalau aturan lama berlaku, seorang bupati menjabat harus mundur jika maju di pilgub, yang bersangkutan apa akan ikut maju?Ini kan maju karena kalau kalah bisa balik lagi jadi bupati,” ujarnya tersenyum.

Budi mengajak semua pihak berkepala dingin. Menurutnya, sangat indah jika debat terjadi dan dialektis. Beda mengkritik dengan menghina. “Dikritik jangan marah. Apalagi mengadu ke orang tua. Kita harus jaga agar suasana kondusif. Pilkada harus sukses, damai, aman, luber dan jurdil,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER