Selasa, 23 April, 2024

Berkah Dam Parit Cikumang untuk Pangandaran

MONITOR Pangandaran – Kabupaten Pangandaran sudah lama dikenal sebagai tujuan wisata nasional maupun mancanegara. Kabupaten pemekaran dari kabupaten induk Ciamis ini berada di bagian tenggara Jawa Barat dan langsung berbatasan dengan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. 

Pangandaran sangat terkenal dengan keindahahan alamnya, terutama pantai pananjung yang merupakan bagian daratan yang menjorok ke laut. Hampir semua bagian selatan kabupaten Pangandaran merupakan pantai indah yang sangat menarik bagi wisatawan. Mulai dari barat ke timur, yaitu: pantai Karang Nini, pantai Pananjung, pantai Batuhiu,  pantai Bojongsalawe, pantai Batukaras, pantai Madasari dan pantai Karapyak.

Menurut Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Dedi Nursyamsi, selain pantai indah, Pangandaran juga memiliki sungai-sungai yang tidak kalah pesonanya dengan pantai.  Sebut saja sungai Cijulang yang membentang dari hulu bagian utara Pangandaran hingga hilir pantai selatan Batukaras.  

- Advertisement -

Sungai ini membelah daratan yang berasal dari batu gamping sehingga terbentuk sungai curam. Kadang-kadang melewati gua-gua batu kapur dihiasi stalagnit dan stalaktit. 

“Kondisi ini semakin menambah pesona sungai tersebut sehingga tidak salah seorang wisatawan amrik menyebutnya sebagai Green Canyon Indonesia dan nama tersebut terkenal hingga hari ini padahal nama sebelumnya adalah Cukang Taneuh,” demikian jelasnya di Bogor, Senin (26/3/2018).

Dia mengungkapkan sungai Citumang tidak kalah menarik dibandingkan sungai Cijulang.  Sungai ini juga membelah daratan berbahan induk batu gamping sehingga terbentuk sungai curam dan deras. Kondisi ini dimanfaatkan oleh wisatawan sebagai tempat arum jeram dan body rafting. 

“Karena pemandangan alami yang cantik berupa dinding-dinding batu kapur, tumbuh-tumbuhan yang menjorok ke sungai daerah ini juga sering dikunjungi wisatawan untuk sekedar selfi, istirahat, bercengkerama, bahkan outbound,” ungkap Dedi.

Lebih lanjut Dedi sebutkan, yang sangat menarik dari sungai Citumang adalah adanya dam parit (bendung kecil) yang terletak di Desa Bojong, Kecamatan Parigi. Menurut penjelasan penduduk setempat dam parit ini sudah dibangun sejak jaman pemerintahan Belanda dan pernah direhabilitasi oleh Kementerian PU beberapa tahun lalu. 

“Dam parit selebar sekitar 15 meter dengan debit saat dikunjungi lebih dari 1000 liter per detik dapat mengairi ribuan hektar hamparan lahan sawah yang terdapat di Desa Bojong,  Cibenda, Ciliang, Cintaratu, dan Cintakarya,” sebutnya.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Agus Sutriadi,  sawah-sawah yang dapat pengairan dari dam parit Citumang dapat ditanami 3 kali dalam setahun. Dengan kata lain memiliki indeks pertanaman (IP 300). 

Lebih lanjut Agus juga menjelaskan bahwa sawah di sekitar dam parit Citumang memiliki produktivitas yg sangat tinggi sekitar 8 sampai 9 ton/ha. Petani di daerah ini sangat fanatik terhadap padi varietas Ciherang dan Mekongga karena selain rasanya enak, harga jualnya juga baik. 

“Berkat adanya dam parit Citumang, Kecamatan Parigi menjadi salah satu sentra produkdi padi di Kabupaten Pangandaran selain Kecamatan Mangunjaya, Padaherang, dan Kalipucang,” ujar Agus.

Dam parit Citumang juga memberikan pendapatan asli daerah (PAD) yang cukup signifikan bagi Kabupaten Pangandaran terutama dari sektor pariwisata. Petugas loket HAU menjelaskan bahwa saat hari biasa tak kurang dari 500 pengunjung tiap hari datang ke Citumang. 

“Apalagi saat liburan seperti lebaran, tahun baru, dan lain-lain, pengunjung membludak hingga ribuan orang perhari,” tutur Agus.

Dengan demikian Agus tegaskan dapat dikatakan bahwa dam parit Citumang membawa berkah yang luar biasa bagi masyarakat pangandaran. “Selain memproduksi padi di sawah juga menghasilkan pendapatan yang signifikan dari pariwisata,” tegasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER