Jumat, 19 April, 2024

Koalisi Arab Saudi Bombardir Kantor Kepresidenan Yaman

MONITOR – Koalisi pimpinan Arab Saudi melakukan serangan udara yang menghantam markas kantor kepresidenan di Sanaa, ibu kota Yaman, Senin (7/5). Enam orang dikabarkan tewas dan 30 lainnya mengalami luka-luka dalam serangan membabi-buta itu.

Dikutip dari xinhua, Saudi berdalih jika serangan tersebut menargetkan pertemuan rahasia para pemimpin Syiah Houthi yang bersekutu dengan Iran.

“Para pemimpin tinggi Houthi, termasuk Presiden Dewan Politik Tertinggi Mahdi al-Mashat dan Ketua Komite Revolusioner Tertinggi Mohammed Ali al-Houthi, diyakini hadir dalam pertemuan di kantor kepresidenan tersebut,” kata seorang sumber keamanan yang tidak mau disebutkan jatidirinya.

Sementara itu, Kantor berita negara Saba yang dikontrol Houthi melaporkan situasi yang berbeda. Dikabarkan puluhan orang tewas dan terluka dalam serangan udara yang menargeti kantor kepresidenan tersebut.

- Advertisement -

Akibat sedangkan itu, semua jalan di sekitar kantor presiden ditutup dan ambulans-ambulans terlihat membawa lusinan orang tewas dan terluka. Serangan itu terjadi Senin pagi kemarin, bersamaan dengan serangan udara lain di markas besar Departemen Pertahanan yang dikendalikan Houthi, sekitar satu kilometer sebelah timur kantor presiden di Sanaa.

Serangan itu merupakan serangan kedua yang khusus menyasar pemimpin-pemimpin tinggi Houthi dalam dua pekan terakhir.

Sebagai informasi, kantor kepresidenan berada di bawah kendali Houthi sejak kelompok itu memaksa Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi ke pengasingan di Riyadh, ibu kota negara tetangga Arab Saudi.

Pihak koalisi ikut campur dalam konflik Yaman pada Maret 2015 untuk menggulingkan pemberontak Syiah Houthi yang bersekutu dengan Iran dan mendukung Presiden Hadi yang diakui secara internasional.

Pemberontak menguasai sebagian besar wilayah utara negara itu sejak September 2014, termasuk ibu kota Sanaa, dan memaksa Presiden Hadi dan pemerintahannya di pengasingan di Riyadh, ibu kota Arab Saudi.

Perang itu telah menewaskan lebih dari 10 ribu warga Yaman, sebagian besar warga sipil, dan mengungsikan 3 juta orang lainnya, yang memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER