Rabu, 24 April, 2024

Ini Daftar Empat Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang Ditarget Segera Beroperasi

MONITOR, Jakarta – Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau Bayu (PLTB) Sidrap ditargetkan beroperasi awal tahun 2018 ini. Pembangkit dengan kapasitas kontrak 70 MW tersebut telah masuk tahap uji coba interkoneksi dengan jaringan PT PLN (Persero) minggu pertama Januari lalu.

Setelah beroperasi nanti, PLTB Sidrap yang terletak di area perbukitan Desa Mattirosari dan Linungan, Kecamatan Watangpulu, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan tersebut akan menjadi pembangkit komersial skala besar pertama di Indonesia yang memanfaatkan energi angin.

Ternyata, menurut keterangan Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan, selain PLTB Sidrap I tersebut, tiga PLTB lain dijadwalkan dapat beroperasi dalam waktu dekat. Ketiga PLTB tersebut diantaranya PLTB Sidrap tahap II, PLTB Jeneponto di Sulawesi Selatan dan PLTB Tanah Laut di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

"Selain pembangkit listrik tenaga angin Sidrap tahap 1 yang akan beroperasi penuh awal tahun ini, juga akan ada 3 lagi pembangkit tenaga angin yang akan diselesaikan yaitu Sidrap tahap 2, Jeneponto dan Tanah Laut. Ketiganya harganya sangat ekonomis. Artinya target EBT tercapai dan harga listrik murah untuk rakyat juga terwujud," ungkap Agung di Jakarta, Kamis (25/1).

- Advertisement -

Lebih lanjut ia menjelaskan, sebagaimana PLTB Sidrap tahap I, PLTB Sidrap tahap II dengan kapasitas 50 MW juga akan dibangun oleh PT UPC Sidrap Bayu Energi. Harga jual listrik dari Pembangkit tersebut disepakati sesuai dengan Permen ESDM Nomor 50 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Listrik, yaitu dibawah 85 persen dari Biaya Pokok Penyediaan Pembangkit (BPP) Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat, yakni sebesar 8,10 cent US$ per kWh. PT PLN akan menyiapkan kajian teknis terkait implementasi PLTB Sidrap II terhadap sistem jaringan PLN.

Sementara itu, PLTB Jeneponto berkapasitas 60 MW, dengan investasi sebesar US$ 150 juta tersebut ditargetkan akan beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada tahun 2018. "Dengan estimasi kecepatan angin memproduksi 7,8 hingga 8 meter perdetik, PLTB ini rata-rata akan memproduksi 198,6 Gigawatt hours (GWh) per tahun. Proyek ini sedikitnya menyerap 190 orang tenaga kerja," terang Agung.

Untuk PLTB Tanah Laut di Kalimantan Selatan, jelas Agung, pengembangannya dilakukan Konsosrsium Pace Energy pte.Ltd & PT Juvisk Tri Swarna. Penandatanganan Letter of Intent (Lol) pembangkit tersebut disaksikan langsung oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan di sela-sela acara Renewable Energy Companies Commited to Climate, dalam rangka One Plannet Summit di Kantor Pusat UNESCO, Paris 11 Desember 2017 lalu.

"PLTB Tanah Laut, dengan nilai investasi sebesar US$ 153 juta, ditargetkan COD pada tahun 2021. PLTB ini akan dibangun dalam tiga tahap, dengan tahap I sebesar 70 MW, tahap II sebesar 20 MW dan tahap ketiga berkapasitas 60 MW. Dukungan kuat dan izin lokasi juga ditunjukkan oleh Bupati Tanah Laut untuk pengembangan PLTB ini," jelasnya.

"Selain ketiga PLTB, Pemerintah juga mendorong peningkatan pembangunan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan terus melakukan monitoring beberapa pembangkit, seperti PLT Arus Laut Larantuka (kapasitas 25 MW) serta PLTS Terapung Cirata (kapasitas 200 MWp)," pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER