Sabtu, 20 April, 2024

Inilah BUMN yang Merugi pada Tahun 2017

MONITOR, Jakarta – Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan jumlah perusahaan yang merugi atau mengalami defisit pada akhir tahun 2017 menurun sebanyak 13-14 perusahaan, dibanding pada semester awal 2017 sebanyak 24 BUMN.

"Kami terus berupaya menurunkan jumlah BUMN rugi. Satu per satu kami kaji apa penyebab kerugian perusahaan," kata Menteri Rini.

Pembahasan masalah BUMN rugi, menurut Rini, sudah menjadi salah satu agenda pembahasan pada Rakor CEO yang diikuti 115 dirut BUMN, selain agenda antara lain mendukung pencapaian tujuan pembangunan khususnya investasi (capex) BUMN, akselerasi proyek strategis nasional dalam rangka mendorong konektivitas, kapasitas dan daya saing.

Rini menjelaskan, faktanya ada BUMN yang merugi sudah puluhan tahun karena kalah bersaing di pasar. Ada juga BUMN yang mengalami kerugian karena ketidakmampuan manajemen untuk mencetak laba.

- Advertisement -

Meski pun Kementerian BUMN sudah menempuh beberapa langkah langkah strategis ke depan, namun Rini memprediksi sampai akhir tahun masih terdapat BUMN yang rugi seperti PT Garuda Indonesia,  PT Krakatau Steel,  PT Kertas Leces,  PT Dirgantara Indonesia dan PT Merpati Nusantara Airlines.

"Masing-masing BUMN tersebut penangaannya berbeda-beda, sesuai dengan karakter dan kapasitas perusahaan," katanya.

Menteri BUMN pun memberikan gambaran bahwa total rugi BUMN pada 2013 mencapai Rp 13 triliun. Kemudian pada 2016 kerugian sekitar Rp 5 triliun dan diperkirakan pada 2017  kerugian sekitar Rp 4 triliun.

Berdasarkan catatan Kementerian BUMN, ada dua BUMN dengan rugi terbesar yaitu Garuda Indonesia dan Krakatau Steel masing-masing di atas Rp 1 triliun.

Khusus PT Garuda Indonesia, kerugian terjadi karena lebih dikarenakan perusahaan ini terjebak dalam perang tarif dan rute penerbangan internasional yang tidak efisien.

Sedangkan PT Krakatau Stell kerugiannya membengkak dikarenakan antara lain adanya dumping baja dari China.

Untuk itu, BUMN yang merugi, menurut Rini, harus melakukan efisiensi, termasuk menjalin sinergi antar perusahaan. BUMN yang memiliki bisnis atau usaha yang sama juga diarahkan untuk merger atau digabung.

 

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER