Jumat, 29 Maret, 2024

Review Industri Properti 2017

MONITOR, Jakarta – Menjelang akhir tahun 2017, sederet peristiwa penting di sektor industri properti terjadi di sepanjang tahun ini. Mulai dari kebijakan pemerintah yang berpengaruh besar dalam sektor properti, seperti BI 7-Day Repo Rate, penutupan Tax Amnesty, penyesuaian Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Paket Kebijakan Ekonomi, kehadiran berbagai proyek infrastruktur baru yang memberi potensi bagi bisnis properti, serta kondisi pasar properti yang sangat dinamis.

Ike Hamdan, Head of Marketing Rumah.com menyampaikan bahwa Rumah.com sebagai pemimpin pasar properti online di Indonesia selalu mengambil peran aktif untuk memberikan advokasi yang berkualitas bagi konsumen sekaligus menyampaikan informasi untuk mengetahui kondisi terkini industri properti di Indonesia.

“Sepanjang tahun 2017, Rumah.com menghadirkan beberapa sumber informasi yang dapat menjadi panduan untuk masyarakat mengambil keputusan terkait propert. Pertama adalah Rumah.com Property Index 2017,

dimana melalui indeks ini, Rumah.com membantu para pencari hunian agar lebih mudah menemukan rumah idaman, karena dapat menemukan referensi harga yang wajar, sesuai dengan sentimen pasar,” jelas Ike.

- Advertisement -

Rumah.com juga melakukan survei bertajuk Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017 untuk mengetahui perilaku konsumen properti di Indonesia. Survei berkala diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerjasama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura, berdasarkan 1.020 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada bulan Januari – Juni 2017.

Rumah.com kemudian juga menghadirkan Rumah.com Property Market Outlook 2018, yang menyajikan informasi properti secara komprehensif, mulai dari lokasi properti favorit konsumen, pergerakan median harga hunian baik perumahan maupun apartemen, dan sentimen masyarakat.

Ike menyatakan bahwa data dari Rumah.com Property Index menunjukkan pergerakan pasar properti dari sisi suplai, sementara survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017 ditujukan untuk mengetahui 

respon pasar dari sisi permintaan. Sedangkan Rumah.com Property Market Outlook 2018 merupakan kompilasi komprehensif yang menggabungkan data dari sisi suplai dengan sisi permintaan.

“Sampai menjelang akhir tahun 2017, Rumah.com telah menyajikan lebih dari 400.000 data properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya. Dengan statistik tersebut, Rumah.com memiliki akurasi data yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia,” jelasnya.

Dari catatan Rumah.com Property Index 2017, menunjukkan bahwa indeks properti nasional naik tipis 0,4% pada Q1 2017 (q-o-q) dan berlanjut pada Q2 tumbuh sebesar 0,97% (q-o-q). Pada Q3, pasar properti terlihat stabil. Sementara pada Q4 ini sampai akhir bulan November 2017 indeks properti nasional mengalami kenaikan sebesar 0,91%.

Sementara di sisi volume suplai properti, indeks menunjukkan sedikit fluktuasi dimana pada Q1 mencatat kenaikan sebesar 11,4% (q-o-q), selanjutnya mengalami penurunan sebesar 2,1% pada Q2 2017 (q-o-q). Pada Q3 2017 suplai pulih dan meningkat hingga sebesar 10,7% (q-o-q) sedangkan pada Q4 ini sampai akhir bulan November 2017 turun sebesar 9,23%.

Di sisi permintaan konsumen, menurut Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017, Jabodetabek masih menjadi lokasi incaran bagi responden yang membeli rumah, dengan Jakarta berada pada posisi teratas, disusul Bogor. Di luar Jabodetabek, Bandung menjadi kota favorit selanjutnya, kemudian disusul Surabaya, dan Semarang. Sementara apartemen sudah menjadi pilihan utama hunian yang akan dibeli, selain rumah tapak cluster.

Pasar properti nasional di tahun 2018 diperkirakan akan lebih positif, melanjutkan tren yang telah terbentuk sepanjang tahun 2017. Di sisi suplai, perlambatan pasar properti pada pertengahan 2018 sebagai dampak Hari Raya Idul Fitri serta Pilkada Serentak 2018 mungkin terjadi, begitu juga menjelang Pemilu Legislatif & Pemilihan Presiden 2019.

Sementara di sisi permintaan, porsi terbesar akan datang dari rumah tipe menengah dengan harga di bawah Rp700 Juta. . Konsumen akan mencari perumahan tipe klaster, terutama di wilayah satelit kota besar dengan akses menuju 

pintu tol dan sarana transportasi massal. Seiring tumbuhnya suku bunga untuk Kredit Pemilikian Apartemen maka akan terjadi pertumbuhan yang moderat pada hunian jenis apartemen.

“Secara umum pasar properti Indonesia di tahun 2018 mendatang akan lebih menarik dan prospektif dibandingkan tahun 2017 ini. Satu tahun sebelum tahun politik 2019, pasar properti akan sedikit lebih bergairah dan ini merupakan kesempatan yang tepat untuk membeli properti, baik untuk dihuni atau dipakai sendiri maupun sebagai sarana investasi,” jelas Ike.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER