Kamis, 28 Maret, 2024

Hadapi Era Digital, Pemerintah Arahkan Pendidikan Vokasi untuk Generai Muda

MONITOR, Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengutarakan, pemerintah juga mengarahkan pelaksanaan pendidikan vokasi untuk generasi muda Indonesia agar siap menghadapi era ekonomi digital. Pasalnya, era digital ini menuntut kompetensi sumber daya manusia untuk berinovasi dengan menguasai teknologi terkini.

“Dunia digital membutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang lebih produktif. Dunia digital adalah dunia yang berbasis teknologi, dan teknologi ini harus dikuasai sejak SMU atau SMK,” ujarnya. Dengan kualitas SDM yang kreatif dan inovatif, diyakini memacu daya saing dan produktivitas industri nasional.

Apalagi, saat ini dunia sedang mengarah pada revolusi industri keempat atau Industry 4.0 yang membutuhkan inovasi dan penempaan SDM yang terampil. “Revolusi industri keempat ini memfokuskan pada internet of things atau semua terkoneksi dengan internet,” terang Menperin.

Dalam hal ini, Kementerian Perindustrian telah menyiapkan pengembangan ekonomi digital melalui e-Smart IKM. Program dengan sistem e-commerce ini diharapkan dapat menumbuhkan wirausaha baru. “Banyak anak muda kita dengan umur di bawah 17 tahun sudah bisa berjualan secara online. Maka kami berharap, adik-adik dapat memanfaatkan peluang ini di e-Smart IKM,” tuturnya.

- Advertisement -

Menurut Menperin, pasar ekonomi digital di Indonesia saat ini mencapai USD11 miliar dan diproyeksi meningkat menjadi USD110 miliar dalam lima tahun ke depan. “Industri digital dapat mendongkrak perekonomian nasional. Diharapkan, generasi muda kita mulai menyesuaikan serta bersiap menyambut tren teknologi industri dan Industry 4.0 sebagai keberlanjutan era ekonomi digital,” paparnya.

Guna menjawab kebutuhan tersebut, Sekjen Kemenperin Haris Munandar mengungkapkan, seluruh unit pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian telah menerapkan sistem kurikulum berbasis kompetensi serta tersambung dan sesuai (link and match) dengan industri. Upaya ini terbukti mampu menghasilkan SDM yang terampil dan profesional sesuai kebutuhan di dunia kerja saat ini.

“Kami memiliki 9 Sekolah Menengah Kejuruan, 9 Politeknik, dan 1 Akademi Komunitas yang telah menjadi rujukan bagi pengembangan pendidikan vokasi karena berhasil membangun sistem pendidikan yang benar-benar berbasis kompetensi serta link and match dengan dunia industri,” sebutnya.

Saat ini, Politeknik Kemenperin fokus mencapai lima keunggulan kompetitif untuk pengembangan ke depannya. "Pertama, sebagai Pusat Penyedia Tenaga Kerja Industri yang Kompeten. Untuk itu, setiap Politeknik Kemenperin dikembangkan dengan spesialisasi tertentu di bidang industri," jelas Haris.

Kedua, sebagai pusat penelitian dan pengembangan produk dan teknologi industri. Selain dilengkapi dengan ruang workshop dan laboratorium serta mesin dan peralatan yang modern, Politeknik Kemenperin harus mengembangkan kerja sama dengan dunia industri untuk mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan di industri saat ini.

Ketiga, sebagai pusat pelayanan industri, di mana Politeknik Kemenperin akan menjalin dan mengembangkan kerja sama dengan industri untuk menyediakan pelayanan jasa pengujian atau jasa produksi dengan memanfaatkan fasilitas workshop dan laboratorium yang dimiliki.

"Keempat, peningkatan akreditasi sebagai bentuk pengakuan kualitas pendidikan. Dan, kelima, peningkatan kerja sama dengan lembaga pendidikan dan industri untuk peningkatan kualitas pendidikan, yaitu pengembangan riset terapan dan penerbitan jurnal internasional bekerjasama dengan universitas di luar negeri,” paparnya.

Melalui sistem pendidikan vokasi yang diterapkan berbasis kompetensi serta mengusung konsep link and match dengan industri, sebanyak 98 persen para lulusan dari unit pendidikan di lingkungan Kemenperin sudah terserap industri pada saat wisuda.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER