Jumat, 29 Maret, 2024

Analis : Nilai Tukar Rupiah Lemah Hingga Sepekan ke Depan

MONITOR, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan masih akan terdepresiasi hingga sepekan ke depan. Hal tersebut dipengaruhi situasi politik di Indonesia dan wacana pembengkakan utang PLN saat ini ditambah sentimen eksternal, terutama rencana kenaikan bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

“ Pelemahan ini dipicu karena harga saham dan bond sudah terlalu tinggi sehingga kemudian terjadi penjualan. Di sisi lain penguatan dollar dan ada kekhawatiran Korea Utara, maka dana sempat kembali ke negara-negara kuat itu,” kata Analis Samuel Sekuritas, M Al Fatih di Jakarta, Minggu (1/10), seperti dilansir Koran Jakarta.

Dari dalam negeri, lanjut Al Fatih, beberapa isu belakangan ini terkait silang pendapat antara aparat keamanan terkait pembelian senjata dan surat Menteri Keuangan kepada PLN.

“Dua faktor ini turut menekan rupiah. Meskipun, bantahan Menteri ESDM akan memperbaiki, tapi faktor tadi secara bersama-sama membuat rupiah melemah,” kata dia. Dari sisi eksternal, sentimen The Fed turut andil terhadap pelemahan rupiah meskipun ada penundaaan kenaikan bunga acuan The Fed. “Yang pasti Bank Indonesia masih ada kemungkinan menurunkan suku bunga. Karena kalau hanya sekali atau dua kali belum ada pengaruh. Karena tujuanya kan untuk menggerakkan ekonomi kita,” kata dia.

- Advertisement -

Al Fatih memperkirakan nilai tukar akan berada di level psikologis, 13.400-13.500 rupiah. “Tapi apakah akan jangka panjang atau tidak, akan melihat dalam minggu-minggu ini apa yang terjadi di ekonomi kita maupun situasi global,” tukasnya. Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (29/9) sore, menguat 94 poin dari sehari sebelumnya menjadi 13.421 rupiah per dollar AS. 

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER