Selasa, 16 April, 2024

Komik sebagai Media Alternatif Melawan Narasi Ekstrimisme

MONITOR Ciputat, Tangerang Selatan –Indonesian Muslim Crisis Center (IMCC) mengundang beberapa komikus muda untuk hadir dalam acara In-House Mini Workshop on Comic & Countering Violent Extremism (CVE) di kantor IMCC, Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (1/10/2017). Acara ini bertujuan untuk memberikan wawasan pada para komikus muda tentang bahaya ekstremisme termasuk narasi ektrimisme yang belakangan ini banyak beredar melalui sosial media.

Menurut Wakil Direktur Indonesian Muslim Crisis Center (IMCC), Maria Ulfa yang juga sebagai kordinator workshop, komik sebagai karya seni dan karya sastra bisa digunakan sebagai alat untuk melawan narasi ekstremisme (counter violence extremism) dan juga sebagai media untuk menyebarkan nilai-nilai perdamaian dan anti kekerasan. Selain itu para pemuda yang memiliki hobi dan bakat menggambar ini selain dapat menyalurkan skillnya, juga sekaligus dapat terlibat langsung dalam dakwah perdamaian melalui komik.

Sejak 2015, IMCC sudah melakukan dan menerbitkan komik-komik pendek atau komik strip sebagai salah satu cara dan media untuk melawan narasi esktremisme, sekaligus menyajikan alternatif narasi yang lain. IMCC juga pernah dua kali diundang untuk sharing dalam workshop dengan komunitas-komunitas komikus di Malaysia atas undangan dari lembaga di Malaysia dan juga pemerintah Malaysia dalam program terkait melawan esktremisme berbasis kekerasan (CVE).

“Bentuk yang kami buat sampai saat ini, masih dalam bentuk komik strip dimana komik-komik tersebut dibuat dalam satu lembar. Komik ini kemudian disebarkan melalui sosial media, khususnya Facebook dan Instagram, karena generasi muda sekarang ini lebih banyak mengakses sosial media,” ungkap Maria Ulfa yang juga mengajar di Jurusan Bahasa & Sastra Inggris, Fakultas Adab & Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.  

- Advertisement -

Komik dan CVE merupakan salah satu kegiatan IMCC. Dalam beberapa bulan ini IMCC juga melakukan pendampingan pada beberapa deportan yang dipulangkan dari Turki. Mereka awalnya mau menyebrang ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok kekerasan seperti ISIS (Islamic State in Syria & Iraq). Perjalanan ke Suriah itu, mereka sebut sebagai hijrah. Banyak diantara deportan tertarik hijrah ke Suriah karena narasi yang beredar salah satunya melalui sosial media tentang berdirinya pemerintahan Islam.

Karena itu, menurut Maria Ulfa yang juga mengajar sastra dimana salah satu kajian penelitiannya tentang 'Terrorism Literature' (Sastra Terorisme), workshop ini sangat penting khususnya dengan melibatkan generasi muda yang juga peduli dengan kondisi di masyarakat. Dia juga menambahkan komunitas komik IMCC ini akan segera launching dengan workshop-workshop lanjutan.

“Bukan hanya sekedar komik strip tapi kedepannya juga akan ada komik-komik panjang dalam bentuk buku yang bisa diakses baik online ataupun offline maupun dalam bentuk produk lainnya” terangnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER