Sabtu, 20 April, 2024

4 Hal Positif Perayaan Nyepi bagi Kehidupan dan Alam Sekitar

MONITOR, Jakarta – Hari Raya Nyepi yang merupakan hari peralihan tahun saka untuk masyarakat Hindu di Bali, memiliki sejumlah ritual tradisi yang menarik. Tradisi ini dilakukan dalam rangka melaksanakan catur brata penyepian untuk menghindari empat pantangannya.

Pantangan yang dimaksud, yakni tidak melakukan kegiatan alias stop bekerja, tidak menyalakan lampu atau api, tidak berpergian serta tidak mengadakan rekreasi, ataupun bersenang-senang atau hura hura.

Istilah Nyepi sendiri berasal dari kata sepi, sunyi, senyap, lenggang. Artinya tidak ada kegiatan menyiratkan pesan, memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sanghyang Widhi Wasa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta).

Hari Raya Nyepi yang sudah dilakukan sejak tahun 78 Masehi selain menjadi tradisi yang menarik bagi para wisatawan, utamanya bisa memberikan efek positif bagi masyarakatnya. Berikut diantaranya;

- Advertisement -

1. Mengurangi Gas Karbon Dioksida

Tidak adanya aktifitas seharian yang terjadi pada saat Hari Raya Nyepi di Bali turut mengurangi kadar karbon dioksida (H2O).

2. Menghemat Listrik dalam Jumlah Besar

Karena Nyepi tidak diizinkan menggunakan listrik selama 24 jam, maka selama itu masyarakat Bali dapat menghemat listrik.

3. Menghemat Bahan Bakar Solar 

Pemberhentian pembangkit listrik akan berdampak pula dalam menghemat penggunaan bahan bakar solar.

4. Memberikan Ketenangan

Hari Raya Nyepi, warga Hindu diharuskan untuk berdiam diri di rumah tanpa cahaya dan suara sehingga menimbulkan ketenangan. Hal ini sangat baik bagi orang yang sudah jenuh dan penat bekerja atau lakuakan aktivitas berat lainnyna. Selain itu, bisa menjadi momen berkumpul bersama anggota keluarga.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER