Kamis, 18 April, 2024

Islam dan Piala Dunia

Oleh: M. Asep Rahmatullah*

Agama Islam adalah agama yang mengajarkan tentang cinta kasih sayang, kedamaian, kesamaan, keadilan, kesetaraan, menolong, membantu, musyawarah persamaan, persaudaraan toleransi, rahmat untuk alam semesta dan seluruh umat manusia. Agama Islam memerintahkan umat manusia untuk mengajak kepada kebaikan dan melarang keburukan, sebagaimana firman Allah Swt yang berbunyi:

Artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imran Ayat : 110)

Dalam catatan sejarah, tahun 1900-1930 terjadi perang dunia 1 dan 2. Pada saat itu, ide gagasan piala dunia dicetuskan oleh Jules Rimet seorang pengusaha dan pengacara dari Prancis, kemudian piala dunia yang pertama kali diselenggarakan oleh Federation Internasionale De Football Assosiation (FIFA) selama empat tahun sekali, yang berhasil dilaksanakan di negara Uruguay pada tahun 1930.

- Advertisement -

Karena jarak tempuh yang jauh dan berbiaya sangat mahal, sehingga piala dunia pertama hanya dilakukan oleh 13 negara, tujuh dari benua Amerika Selatan, empat dari Eropa dan dua dari Amerika Utara. Juara turnamen Piala dunia saat itu adalah negara Uruguay yang mengalahkan argentina dengan skor 4 vs 2. Pada turnamen piala dunia pertama ini, jumlah penonton yang hadir 93.000 lebih di Montevideo Uruguay.

Piala dunia kedua digelar pada tahun 1934 oleh tuan rumah Italia. Kompetisi ini hanya diikuti oleh 16 negara dan juaranya adalah Italia yang mengalahkan Cekoslowakia dengan skor 2 vs 1. Hingga tahun 1978 piala dunia yang ke 11 hanya diikuti oleh 16 negara. Selanjutnya, pada piala dunia ke 12 tahun 1982 yang diselenggarakan oleh tuan rumah Spanyol, piala dunia diikuti oleh 24 negara.

Pada turnamen ke 16 tahun 1998 di Prancis, pelaksanaan piala dunia pun bertambah banyak, dengan diikuti oleh 32 negara. Hingga perhelatan piala dunia ke 22 di Qatar pada tahun 2022, peserta Piala dunia tetap sebanyak 32 negara.

Penyelenggaran piala dunia yang sedang berlangsung di Qatar tahun 2022 ini merupakan piala dunia ajang kompetisi turnamen bergengsi antar seluruh negara di dunia, baik itu dari negara kawasan Asia, Amerika, maupun Eropa yang berlomba-lomba memenangkan pertandingan raja piala dunia. Sebagaimana firman Allah Swt yang berbunyi: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Al-Baqarah ayat : 148).

Dari catatan diatas, pada piala dunia yang ke 22 di Qatar ini, banyak fenomena yang unik dan menarik yang terjadi di lapangan hijau stadion maupun di luar lapangan.

Fenomena yang unik dan menarik menurut penulis adalah adanya sebuah benturan agama, budaya, ekonomi dan politik di dalam dunia olahraga. Di Qatar nilai-nilai kegamaan dijalankan dengan baik, ketaatan beragama para pemeluknya, toleransi, dan saling menghormati satu sama lainnya. Negara Qatar yang menjunjung nilai agama Islam tentunya melarang perbuatan asusila seperti Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).

Sebagaimana firman Allah yang berbunyi, artinya :
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” Mereka menjawab: “Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir” Luth berkata: “Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu.” (Luth berdoa): “Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.” (QS As-Syuaro ayat 165-170).

Dari ayat di ayat diatas jelas bahwa LGBT merupkan perilaku menyimpang dan melampaui batas kemanusiaan. Oleh karena itu, agama Islam melarang perbuatan haram tersebut dilakukan oleh manusia. Dan Presiden FIFA (Gianni Infantino) juga melarang peredaran LGBT beredar di acara Piala dunia di Qatar tahun 2022, karena menghargai agama dan budaya yang ada di negara Islam Qatar.

Akan tetapi ada protes dari para pemain Jerman yang melakukan aksi tutup mulut, di lapangan dan ada identitas lambang pelangi sebagai simbol para pelaku LGBT di tangan para pemain sepak bola. Sehingga Jerman mengalami kekalahan dari Jepang 2 vs 1. Selanjutnya sikap FIFA tidak berkomitmen untuk melarang LGBT hadir di Qatar, sehingga membolehkan perilaku LGBT mewarnai gelaran piala dunia tahun 2022.

LGBT pun didukung oleh negara-negara Eropa seperti Inggris, Jerman dan Denmark. Mereka bahkan mengancam untuk memboikot piala dunia di Qatar tahun 2022. Sebagaimana Samuel Hutington ini merupakan benturan peradaban (Class of Civilization), dan menurut penulis perilaku ini sungguh miris dan menyedihkan beturan kepentingan agama, budaya dan ekonomi terjadi pada piala dunia 2022 di Qatar.

Islam dan Piala dunia Qatar 2022 harus mengajarkan nilai-nilai kebaikan moralitas bagi para pelatih, pemain sepak bola maupun pendukung penonton dari berbagai dunia. Ada nilai kebaikan seperti gerakan bersih-bersih yang di lakukan oleh penonton Jepang, dan pemain Maroko Achraf Hakimi mencium ibunya sebagai simbol penghormatan dan ingin membebaskan palestina dari belenggu penjajahan Israel.

Semoga masyarakat dunia dan FIFA sadar bahwa Islam itu agama dakwah yang rahmatan lil alamin yang mengajak manusia kepada perbuatan baik, melarang keburukan yang melampaui batas kemanusiaan, saling menghargai dan menghormati perbedaan keberagaman agama dan budaya orang lain. karena Islam mengajarkan kompetisi perlombaan yang sehat, sehingga terciptanya keamanan, kedamaian dalam piala dunia Qatar tahun 2022.

*Penulis merupakan Aktivis ICMI Banten dan Dosen FAI Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER