Kamis, 18 April, 2024

Bali Jadi Contoh Nyata Ekspresi Budaya Perkuat Moderasi Beragama

MONITOR, Denpasar – Dalam rangka memperkuat praktik moderasi beragama, Kementerian Agama melalui Direktorat Penerangan Agama Islam menggelar Ngaji Budaya di Kota Denpasar, Bali, pada Rabu (6/3/2024).

Kegiatan yang bertajuk “Budaya dan Pilar Moderasi Beragama” ini diikuti 500 peserta dari Bali yang terdiri berbagai unsur seperti Penyuluh Agama, Majelis Taklim, dai, Pamong Budaya, Seniman/Budayawan, dan Ormas Islam.

Pada momen ini, dua tokoh menyampaikan pidato kebudayaan, yakni Guru Besar Pendidikan Islam Universitas PTIQ Jakarta Prof Made Saihu dan Budayawan muslim Buleleng Ketut Muhammad Suharto.

Budayawan asal Buleleng, Ketut Muhammad Suharto menceritakan praktik kehidupan muslim di Bali selama ini nyaman berakulturasi dengan budaya lokal Bali. Hal ini sebagaimana di desa kelahirannya, Pegayaman Singaraja.

- Advertisement -

“Umat beragama sama-sama tidak ada yang merasa terganggu dan diganggu. Semuanya nyaman dan saling toleransi,” ujarnya.

Ia menyebut, aemua adat tradisi yang berkembang di Pegayaman Bali adalah buah hasil filterisasi pakem standar dasar.

“Dasarnya adalah Adat Berpangku Syara’ bersandar Kitabullah. Dan muncullah nilai–nilai akuturasi berkembang sampai sekarang,” terangnya.

Sementara itu, Prof Saihu mengungkapkan bahwa budaya memengaruhi cara individu memahami dan menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

“Ekspresi budaya mendorong masyarakat meningkatkan kesadaran akan toleransi dan kerukunan yang mendukung terwujudnya moderasi beragama,” kata Saihu.

Ia menjelaskan, ada tiga landasan mengapa budaya selama ini sebagai pilar moderasi beragama.

Pertama, pengawal toleransi meminimalisir konflik berbasis agama. Kedua, perekat komunitas di masyarakat. Ketiga, budaya dapat mengubah perspektif dan memecah stereotip terkait agama.

“Tantangan modern menuntut bentuk perlindungan dan pelestarian budaya yang baru. Keterlibatan semua pihak diperlukan untuk memperkuat budaya sebagai pilar moderasi beragama,” papar penulis buku Merawat Pluralisme Merawat Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Dalam kegiatan ini juga dilakukan serah terima buku Ensiklopedia Seni Budaya Islam di Nusantara dari Direktorat Penais Agama Islam ke pada Kakanwil Kemenag Provinsi Bali.

Kegiatan ini diisi dengan pertunjukan tari dan seni Islam Rudak (Burdah) dari pelajar MTs Al-Muhajirin Kampung Islam Kepawon, Kota Denpasar dan Tari Hikayat Awi dari Sanggar Seni al-Badar Jembrana, Bali dan Tari seni Burceng dari Seniman Bali.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER